Dirut Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan jatah beras
untuk rakyat miskin (raskin) dibagikan dua kali pada bulan ini, sehingga
sepanjang 2012 sedikitnya akan ada 13 kali pembagian beras raskin.
“Saat ini memang terjadi gangguan suplai beras, harga cenderung naik
dan berarti di lapangan memberatkan masyarakat berpendapatan rendah.
Harga beras tidak boleh naik terus,” jelasnya, Rabu 11 Januari.
Sutarto mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan penyaluran beras raskin tersebut ke provinsi yang membutuhkan.
“Mekanismenya adalah dari Menko Kesra ke Gubernur, lalu ke Bupati, dan seterusnya,” paparnya.
Dia menuturkan gangguan suplai beras akan terjadi hingga Februari sehingga penaikan harga juga terjadi sampai bulan itu.
Pada Januari-Februari, katanya, memang masa paceklik sehingga juga membuat keadaan ekonomi petani, yang juga target beras raskin, menjadi berat.
Berdasarkan catatan Bisnis, subsidi beras raskin pada tahun
ini sebesar Rp15,61 triliun dan Bulog bisa mengajukan tambahan anggara
dalam APBN-P 2012. Tambahan anggaran itu bisa dipergunakan untuk
mengantisipasi pembelian beras dan gabah dari petani dengan harga di
atas HPP.
Adapun tahun lalu, Bulog menyalurkan beras raskin yang ke-13 pada Desember dengan volume mencapai 300.000 ton.
Sutarto mengatakan tidak tercapainya target produksi beras pada tahun lalu membuat semakin sulit keadaan saat ini.
“Tahun lalu target produksi beras tidak tercapai 1,6 juta ton sehingga
diputuskan untuk melakukan impor diantaranya dari Thailand, India, dan
Vietnam,” paparnya.
Dia menuturkan dari kontrak impor yang ditandatangani tahun lalu, pada
bulan ini akan tiba beras sebanyak 500.000 ton, lalu Februari sebanyak
200.00 ton, dari India, Vietnam, dan Thailand.
Sutarto mengatakan saat ini belum ada lagi keputusan pemerintah untuk
melakukan impor beras, karena Kementerian Pertanian optimistis produksi
beras tahun ini bisa mencapai 72 juta ton atau naik 7 juta ton
dibandingkan dengan 2011.
“Dengan target 72 juta ton itu,. kalau kondisi normal dalam artian
tidak ada bencana alam dan penyaluran beras operasi pasar normal,
Indonesia tidak perlu impor lagi,” paparnya.
Adapun pemerintah menargetkan agar Bulog pada akhir 2012 memiliki
cadangan beras sebanyak 2 juta ton, atau lebih banyak 200.000 ton
dibandingkan dengan 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar