Pemerintah Kota (Pemkot) Batam berharap kementerian perdagangan
memberikan kebijakan akses ringan bagi impor beras baik dari Thailand
maupun Vietnam, agar ketersediaan stok beras berimbang dengan kebutuhan
konsumsi masyarakat Batam yang kini mencapai 1,2 juta penduduk.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral Pemkot Batam, Ahmad Hijazi di Batam, Senin (4/7) menjelaskan,
ketersediaan stok beras per hari di Batam saat ini berkisar 10 ribu ton
perhari. Jumlah itu memang saat ini
masih dianggap memadai untuk pemenuhan konsumsi masyarakat.
Meski demikian, Hijazi mengaku tetap mendorong diterbitkannya
akses ringan bagi Batam untuk dapat mengimpor beras, sehingga mampu
menekan indikasi kenaikan harga beras yang diprediksi mampu mencapai 10%
lebih dalam pekan ini. Baginya jika kebijakan impor beras tak kunjung
positif, dipastikan kenaikan beras dengan selisih Rp 600 hingga Rp 700
tak dapat dielakan lagi.
Selama ini, Hijazi mengemukakan pasoka beras di Batam mayoritas
disokong dari pusat beras, Pasar cipinang, Jakarta. Hal tersebut,
lanjutnya tentu saja membuat ketergantungan harga beras terhadap harga
grosir Cipinang sangat berat.
"Impor beras yang bisa menghalangi rencana kenaikan beras pekan
ini. Kami (Pemko) juga sudah menyurati kementerian perdagangan soal ini
(impor beras)," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar